Halloween party ideas 2015

Hari : Kamis, tanggal 13 November 2008, dan
Sabtu, tanggal 13 Desember 2008.
Tempat : Masjid Al Ihsan, Pondok Timur Mas – Villa Jaka Setia, Bekasi Selatan
Materi : KEUTAMAAN ILMU


Yang dimaksud dengan Ilmu dalam pembahasan ini adalah ilmu syar’i, yaitu ilmu yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya berupa keterangan dan petunjuk. Ilmu syar’i merupakan pemahaman tentang Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.
Ilmu memiliki kedudukan yang sangat penting bagi manusia.
Banyak sekali keutamaan ilmu, lebih dari tiga puluh keutamaannya. Diantaranya adalah :
I. Derajat orang berilmu ditinggikan oleh Allah Ta’ala.
Al Qur-an, surat Al Mujaadilah ayat 11 :


Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Derajat adalah tingkatan di surga, makin ke atas tingkatannya makin utama. Yang paling tinggi adalah surga Firdaus, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits riwayat At-Tirmizi. Diriwayatkan oleh Abul Qasim Ath-Thabarani dari Mua’adz bin Jabal Radiyallahu Anhu, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : “Barangsiapa melakukan shalat lima waktu dan berpuasa di bulan Ramadhan –aku tidak tahu apakah beliau menyebut zakat atau tidak- maka Allah pasti mengampuninya, baik dia berhijrah atau tetap tinggal di tempat dia dilahirkan ibunya. Aku berkata, ‘Ya Rasul Allah, tidakkah saya keluar dan memberitahu orang-orang?’ ‘Jangan’, cegah Rasul, ‘Biarkan orang-orang itu beramal. Karena, sesungguhnya dalam surga ada seratus tingkat. Jarak antara tiap-tiap dua tingkat seperti antara langit dan bumi. Dan surga tingkat yang tertinggi adalah Firdaus. Dan di atas Firdaus itulah terletak ‘Arsy. Firdaus adalah surga yang paling nyaman, dan dari sanalah terpancar sungai-sungai di surga. Maka dari itu, kalau kamu meminta kepada Allah, maka mintalah Firdaus kepada-Nya”.

Darakat adalah tingkatan dalam neraka, makin kebawah makin buruk. Yang paling bawah untuk orang-orang munafik, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur-an, surat an Nisaa’ 145.



Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.

Imam Ibnu Hajar Al Asqolany dalam kitab Fathul Bari Syarah Sahih Bukhari, menerangkan bahwa orang mukmin yang berilmu lebih baik dan lebih dicintai Allah Ta’ala dari yang tidak berilmu. Karena banyaknya pahala dan sedikitnya dosa mereka.

Hal ini antara lain disebabkan :
Mereka (yang berilmu dan memberi petunjuk kepada ilmu itu) senantiasa mendapat pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala orang-orang itu sedikitpun.

Hadits riwayat Muslim: Dari Abu Hurairah Radiyallahu Anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :”Barangsiapa yang mengajak orang kepada suatu petunjuk (kebaikan) maka ia mendapat pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun”

Makin banyak orang yang mengikuti petunjuk kebaikannya makin banyak ia mendapat kiriman pahala, walaupun ia sedang santai, bahkan ketika jasadnya telah tiada di dunia. Sebagaimana hadits riwayat Muslim yang lain : Dari Abu Hurairah Radiyallahu Anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga, yaitu : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendo’akannya.”

Allah, malaikat, makhluk-makhluk di langit dan di bumi hingga semut-semut dan ikan-ikan bershalawat pada orang-orang yang berilmu. Berdasarkan hadits riwayat At Turmudzy, dari Abu Umamah Radiyallahu Anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.bersabda : “Kelebihan ‘alim (orang berilmu) atas ‘abid (orang yang selalu beribadah tetapi tidak berilmu) adalah seperti kelebihanku terhadap kamu sekalian”. Kemudian Rasulullah s.a.w. meneruskan sabdanya : “Sesungguhnya Allah, malaikat serta penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang berada di sarangnya, juga ikan senantiasa bershalawat bagi orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.

Shalawat Allah pada hamba-Nya, artinya pujian Allah pada hamba tersebut di hadapan para malaikat. Shalawat para Malaikat, ialah istighfar mereka dan doa mereka memintakan rahmat bagi yang mengajarkan ilmu. Shalawat para binatang ialah memohonkan rahmat, karena mereka mendapat manfaat dari ilmunya para ulama. Contoh, mereka yang telah mengetahui ilmunya, tidak akan kencing di lubang-lubang semut. Jika akan menyembelih binatang, mereka menggunakan pisau yang tajam dan tidak menyiksa binatang tersebut sebelum disembelih.

Hadits riwayat Abu Daud dan At-Tirmdzi : “Barangsiapa melewati salah satu jalan dengan tujuan mencari ilmu maka Allah membuka dengannya jalan menuju surga, dan sesungguhnya para Malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha kepada pencari ilmu. Sesungguhnya orang berilmu itu dimintakan ampunan oleh siapa saja yang ada di langit, siapa saja yang ada di bumi, hingga ikan-ikan di laut. Kelebihan orang berilmu atas orang beribadah adalah seperti kelebihan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris Nabi-nabi. Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar, dan tidak pula dirham, namun mereka mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mendapatkannya. Sungguh ia mendapatkan keuntungan yang besar.”

Ada segolongan manusia yang berdosa yang mereka tidak mohon ampun atas dosa itu, namun ternyata Allah mengampuninya. Hal ini disebabkan doa-doa mereka yang tersebut di atas tadi. Oleh karena itu mereka yang berilmu itu makin bertambah pahalanya dan makin berkurang dosanya.

Ustadz menjelaskan tentang hadits riwayat Al-Bukhari yang berbunyi : “Tidak boleh iri kecuali dalam dua hal; seseorang yang diberi harta oleh Allah lalu ia habiskan hartanya itu untuk membela kebenaran, dan seseorang yang diberi ilmu oleh Allah lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya”. Yang dimaksud dengan Iri di sini adalah bukan iri atau hasad yang mengharapkan kejatuhan oarng yang diirikan itu, akan tetapi adalah dorongan atau obsesi orang iri itu agar ia bisa seperti yang diirikan itu.
Dicatat oleh : Ahmad Budi Sulistyo DKM Al Ihsan

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.