Halloween party ideas 2015

KAIRO – Janji Presiden Barack Obama pada hari Rabu (10/11) untuk mengusahakan hubungan yang lebih baik dengan dunia Muslim memicu skeptisisme di Kairo, di mana tahun lalu dia menyerukan sebuah awal baru di Timur Tengah setelah bertahun-tahun saling tidak percaya.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, negara mayoritas Muslim paling padat di dunia, Obama mengakui lebih banyak yang perlu dilakukan untuk memperbaiki hubungan dengan dunia Muslim.

"Segera setelah Obama mengambil alih, dia mengatakan akan melakukan banyak hal. Tapi dia masih belum mewujudkan satu tujuan pun," ujar Saad Zaki Khalil, 56, yang menjual pemantik api di Kairo.
Tujuh belas bulan setelah pidato Obama di Universitas Kairo, Al Qaeda masih mengancam Barat, perundingan damai antara Israel dan Palestina masih terhenti atas isu pemukiman Tepi Barat, dan pasukan AS masih ada di Irak dan Afghanistan.

Banyak pihak di Timur Tengah yang meyakini bahwa aliansi erat Washington dengan Israel membuatnya mustahil untuk mengakhiri derita rakyat Palestina, melahirkan sinisme di kalangan Muslim Arab terhadap niat AS di kawasan tersebut.

"Semua itu hanya pidato. Pada akhirnya, politik Amerika dan politik Yahudi yang sama terus berlanjut," ujar pensiunan Kairo, Mohamed Abdel. "Inilah kenapa tidak ada dari pidato Obama yang diterjemahkan ke dalam aksi dengan negara-negara Arab."

Obama mengutip dari Al-Qur'an dalam pidatonya di bulan Juni 2009 bahwa dia berusaha menunjukkan bahwa ide-ide Barat dan Islam memiliki prinsip yang sama dan bahwa memelihara perbedaan adalah perbuatan kelompok radikal.

Pada hari Rabu di Jakarta dia mengulangi bahwa Amerika tidak dalam perang dengan Islam, bertekad untuk mendatangkan keamanan di Afghanistan, dan akan berusaha maksimal untuk mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina.

"Saya pribadi memiliki ekspektasi tinggi untuk perubahan setelah pidato 2009," ujar Hatem Khalil, seorang pengacara dari Kairo. "Bodoh untuk percaya bahwa Obama akan menyelesaikan kasus Palestina. Saya juga setuju bahwa jika AS menarik seluruh pasukannya dari Irak dalam satu fase, negara itu akan ambruk. Tapi saya rasa dengan Mesir, lebih banyak yang perlu dilakukan."

Pidato Obama di Jakarta menekankan demokrasi dan kemajuan Indonesia dalam menjembatani perbedaan ras dan agama, tapi profesor politik Universitas Kairo Hassan Nafaa mengatakan bahwa negara-negara Arab telah menjauh dari reformasi demokratis sejak pemerintahan Bush.

Nafaa mengatakan Obama tidak menyebutkan catatan terbaru dari negara-negara Arab pada reformasi politik meskipun pernyataannya tentang demokrasi Indonesia dipandang sebagai referensi terselubung pada negara-negara Muslim otokratik untuk menyamai Indonesia.

"Kita tahu beberapa waktu lalu bahwa Obama tidak mau menekan negara-negara Timur Tengah yang merupakan kawan AS," ujar Nafaa.

"Dan itu dikarenakan dia menyadari sepenuhnya bahwa dia memiliki kepentingan ekonomi dan politik dengan negara-negara itu dan menekan mereka tidak akan menghasilkan apa-apa, seiring dengan gagalnya tekanan dari mantan Presiden George Bush untuk membawa perubahan." (rin/reu) www.suaramedia.com

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.