Go Ihsan - Prakarsa
Persahabatan Indonesia-Palestina (PPIP) menyelenggarakan Pertemuan Solidaritas
Palestina, Menolak Keputusan Sepihak Donald Trump di Kantor CDCC, Jakarta pada
Senin (11/12). Ketua PPIP, Prof Din Syamsuddin berpandangan pernyataan Presiden
Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait Yerusalem bagaikan menggali kuburnya
sendiri.
"Kita
semua sebagai masyarakat Internasional, tentu harus menghargai ketentuan
peraturan-peraturan Internasional termasuk resolusi-resolusi PBB," kata
Prof Din di Kantor CDCC kepada Republika.co.id, Senin (11/12).
Ia
mengatakan, sudah begitu banyak resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
terhadap Israel, termasuk posisi dari Yerusalem. Maka ketika Presiden Trump
menyatakan mengklaim Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan akan memindahkan
Kedutaan Besar AS ke sana. Hal tersebut termasuk sebuah pelanggaran terhadap
peraturan-peraturan Internasional.
Ia
melanjutkan, sikap Presiden Trump sebuah pelanggaran terhadap resolusi-resolusi
PBB. Maka PBB harus menegakkan peraturan dengan memberikan sanksi sesuai
ketentuan yang ada di PBB. "Yang kita harapkan Presiden Trump berpikir
kembali, jika keputusan ini diteruskan, mendapat reaksi di seluruh dunia
termasuk di AS sendiri, itu akan merepotkan Donald Trump sendiri,"
ujarnya.
Prof
Din menyampaikan, banyak pengamat dan analis mengatakan, tidak mustahil Donald
Trump bagaikan menggali kuburnya sendiri. Sebab, karena keputusannya mengklaim
Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel memunculkan reaksi di dalam Negara AS. Oleh
karena itu, ada baiknya Trump memikirkan kembali keputusannya karena
keputusannya bisa sangat merugikan AS.
Di
dalam Pertemuan Solidaritas Palestina juga hadir Ambassador Designated of The
State of Palestine Zuhair Alshun, Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu
Indonesia (Matakin) Liem Liliany Lontoh, Romo Franz Magnis-Suseno, KH Abdullah
Djaidi dari MUI, Sekertaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)
Pendeta Gomar Gultom dan tokoh-tokoh agama, masyarakat serta akademisi lainnya.
Prof
Din menambahkan, ini pernyataan bersama para tokoh lintas agama yang mendukung
PPIP. Ini bukti seluruh elemen rakyat Indonesia adalah bangsa yang cinta damai,
keadilan dan kasih sayang. Ini juga menunjukan bahwa para elemen rakyat Indonesia
lintas agama, kelompok, suku dan lain sebagainya memberikan dukungan penuh
kepada rakyat Palestina .
"Kita
semua berada di belakang perjuangan rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya
sendiri, apalagi bagi umat Islam Yerusalem adalah kota suci," ujarnya.
Ia
menerangkan, terdapat Masjid Al Aqsa yang merupakan kiblat pertama umat Islam
dan tempat miraj Rasulullah di Yerusalem. Kemudian, bagi umat Kristiani,
Yerusalem juga dianggap sebagai kota suci karena di sana ada tempat kelahiran
Isa Al Masih. Yaitu Bethlehem dan tempat-tempat suci umat Kristiani lainnya.(Rep)
Posting Komentar