Go Ihsan - Pengungsi
insiden Idul Fitri di Tolikara mulai kesulitan mendapatkan bantuan dari
Pemerintah Kabupaten Tolikara selama empat pekan terakhir. Tim Pemulihan
Bencana Sosial Kabupaten Tolikara beralasan dana yang diterima sudah mulai
habis.
“Sudah empat pekan tidak ada bantuan
dari posko pemulihan sehingga kebutuhan bahan makanan hanya cukup
untuk dua hari,” kata Andi Mangewai Latif selaku program Officer di RZ
Jayapura saat dihubungi ROL (26/8)
Ketika ditanya alasan kondisi di
pengungsian sudah empat pekan tidak ada bantuan dari posko pemulihan, ia
menjelaskan, pada awalnya setiap hari ahad Tim pemulihan memberikan (bahan
makanan) kepada pengungsi sesuai janji. Namun, empat pekan terakhir sudah tidak
ada lagi bantuan yang diterima. “Pemerintah mengungkap alasan
politis, yakni uang Pemda habis. Bahkan, bantuan dana diserahkan ke tim
pemulihan yang untuk pengungsi, sebagian dialih fungsikan,” ujarnya.
Andi juga mengungkapkan adanya
desas-desus yang beredar, yakni bantuan tidak diberikan agar para
pengungsi tidak betah lagi di posko pengungsian. Informasi itu menyebar di
seluruh telinga pengungsi. “Rencana kami kemarin mau langsung
ketemu ketua tim pemulihan, tapi orangnya tidak pernah ada ditempat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Tim
Pemulihan Pasca Bencana Sosial Tolikara, Edie Rante Tasak, hingga saat ini
belum bisa dikonfirmasi terkait kondisi para pengungsi.
Sebelumnya, saat dihubungi 3 Agustus
lalu, Edie sempat mengatakan jika pihaknya belum menerima bantuan tambahan.
Padahal, langkah rekonstruksi sejumlah fasilitas masih terus dikebut dan
direalisasikan. “Kami mengalami kendala dalam membeli
material bangunan seperti kayu, pasir, batu, semen. Dana yang kami terima
sangat minim,” katanya.
Edie mengatakan, saat ini seluruh
dana bantuan masyarakat yang diterima tim pemulihan sebesar Rp 470 juta serta
Rp 500 dari dana Pemda Tolikara.
Sedangkan, bantuan Presiden Joko
Widodo sebesar Rp 1 miliar dalam bentuk material bangunan langsung ditangani
oleh TNI. Adapun, bantuan lain dari partai PPP tidak melalui tim pemulihan,
tetapi langsung bertindak di lapangan. “Kami sudah berkoordinasi agar dapat
menyalurkan dana kepada kami. Itu untuk mencegah berlebihnya material bangunan
yang sama,” katanya.
Menurut dia, saat ini angka yang
diterima masih sangat jauh dari dana yang dibutuhkan dalam program
rekonstruksi. Sebab, tim pemulihan berencana akan membangun sekitar 80-90 unit
Ruki. 68 Ruki diperuntukkan bagi seluruh korban. Sedangkan, sisanya diberikan
bagi korban penembakan, dan putra daerah yang memiliki tanah ulayat di lahan
ruko yang baru tersebut. “Seluruhnya kita akomodasi agar tidak
menjadi persoalan kemudian hari,” kata Edie.
Pemerintah Tolikara, kata Edie,
berharap pemimpin negara tidak hanya bicara dan niat ingin membangun wilayah
Tolikara. Sebab, kenyataannya mereka sendiri di daerah kesulitan.
“Sementara kami menerima tamu
kewalahan. Sebenarnya kami ini melayani tamu atau korban,” kata Edie.(rd/ROL/EMuslim)
Posting Komentar