Halloween party ideas 2015

TEMPO Interaktif, Yerusalem - Angkatan Laut Israel kembali membajak kapal berbendera Irlandia yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, Sabtu. Aksi itu berlangsung hanya lima hari setelah penyerbuan pasukan komando Israel ke konvoi enam kapal Armada Kebebasan, yang menewaskan sembilan orang dan melukai lebih dari 50 lainnya.

Kapal-kapal perang Israel mengepung MV Rachel Corrie, kapal ketujuh Armada Kebebasan, yang berbobot mati 1.200 ton, menjelang fajar setelah berjam-jam membuntutinya. "Kapal MV Rachel Corrie mengabaikan perintah untuk berlabuh di Pelabuhan Ashdod," kata juru bicara Angkatan Laut Israel, Letnan Kolonel Avital Liebovich, kepada BBC.

Lantaran awak kapal Rachel Corrie mengabaikan pesan radio, kata Letkol Liebovich, pasukan pun mengepung dan menggiring MV Rachel Corrie ke Ashdod. Kapal itu ditahan di wilayah perairan internasional, sekitar 56 kilometer dari lepas pantai Israel.
Kepada Tempo, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor, mengatakan aksi negaranya itu legal. "Hukum internasional jelas-jelas mengizinkan Israel menyetop kapal-kapal yang menuju Gaza sekalipun tengah berada di wilayah perairan internasional," ujar Palmor. Ia meminta Tempo membaca Pasal 67 Manual San Remo pada Aplikasi Hukum Internasional untuk Konflik Bersenjata di Laut, 12 Juni 1994.

Menurut aturan hukum itu, kata Palmor, armada yang mengibarkan bendera suatu negara yang netral tidak akan mungkin diserang kecuali jika mereka membawa barang-barang yang hendak diselundupkan atau berniat menerabas blokade. "Dan, setelah diperingatkan, mereka tetap menolak berhenti dan menolak untuk diperiksa dan ditangkap," kata Palmor lagi.

Menurut Palmor, awak kapal MV Rachel Corrie patuh sehingga tak ada aksi kekerasan dan korban jiwa. "Sekarang mereka di Ashdod," ujarnya, seraya mencela aksi awak kapal Mavi Marmara. "Perusuh di Marmara pasti kecewa..., tapi kemudian mereka menjadi martir, begitu kan yang mereka mau?"

MV Rachel Corrie sedianya ikut bersama iring-iringan kapal lainnya lima hari yang lalu, sebelum akhirnya batal akibat mengalami kerusakan mesin. Meski begitu, para aktivis berkeras MV Rachel Corrie akan tetap ke Gaza. "Kami tetap akan menuju Gaza guna mengirim bantuan kemanusiaan dan membuka blokade atas Gaza," kata peraih Hadiah Nobel Perdamaian asal Irlandia, Mairead Maguire.

Adapun bekas koordinator bantuan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Irak, Denis Halliday, mempersilakan Israel memeriksa kargo mereka. "Seratus persen tak berbahaya," tuturnya. Lantaran itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pun menyeru semua pihak agar menahan diri supaya insiden kekerasan tak terulang.

Senin pagi pekan lalu, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan pernyataan yang mengutuk semua tindakan itu, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dari pihak warga sipil, dan menyerukan penyelidikan yang cepat, tak berpihak, dapat dipercaya, serta transparan mengenai penyerbuan pada Senin subuh pekan lalu itu.

PBB juga telah berulang kali berbicara guna menentang blokade terhadap Jalur Gaza yang digelar Israel, namun Israel tak menggubrisnya. Padahal PBB dan dunia internasional telah menyatakan keprihatinan tentang kondisi warga Gaza akibat arus barang yang tak memadai ke daerah pantai itu. Alhasil, Israel pun dikecam masyarakat internasional.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.